Berikut merupakan contoh soal Bahasa Indonesia Kelas 1 SD yang dapat digunakan sebagai latihan. Materi Bahasa Indonesia untuk kelas satu disusun berdasarkan Standar Kompetensi Kurikulum 2006.
Dari pembelajaran mendongeng ini dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut: • Guru saat mendiskripsikan benda sekitar kurang menarik. • Guru mendongeng tentang kerajaan yang kurang diminati oleh siswa. • Saat mendongeng guru tidak menggunakan media yang dapat menarik siswa. • Guru mendongeng dengan suara kurang menarik perhatian siswa. • Siswa mendengarkan tapi kurang antusias. • Siswa tidak dapat menceritakan dongeng yang telah didengarnya dari guru kepada temannya.
• Setelah mendengarkan guru mendongeng siswa tidak dapat menyebutkan isi dongeng. Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan mengandung makna. Bahasa memeiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sisial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Apabila tiga hal tersebut di atas belum terpenuhi, maka harus diadakan program perbaikan, sesuai dengan hasil yang diperoleh. Maksudnya bila aktivitas siswa dan guru kurang memenuhi tolok ukur maka diulang sampai memenuhi, dan untuk perbaikan nilai siswa yang memperoleh nilai kurang dari 6 jika jumlahnya sedikit yaitu 20%, maka diadakan program perbaikan secara individual dengan pemberian tugas rumah atau pekerjaan rumah (PR). Namun bila yang memperoleh nilai kurang dari 6 jumlahnya masih banyak, yaitu lebih dari 20% maka dilanjutkan siklus berikutnya. Adapun dalam pelaksanaan pembelajaran/kegiatan belajar mengajar meliputi prosedur sebagai berikut: pra-kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Pada kegitan perbaikan pembelajaran siklu I seluruh hipotesis tindakan dilaksanakan secara terpadu, pada akhir siklus pertama hasilnya dianalisis baik yang berupa keberhasilan maupun kegagalan sebagai bahan perkembangan untuk memperbaiki perlakuan yang akan diberikan pada siklus II, demikian seterusnya direncanakan berdasarkan analisis/refleksi pada siklus sebelumnya.
Dalam melaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti dibantu teman sejawat untuk melakukan observasi/ pengamatan terhadap proses belajar mengajar dan pengamatan terhadap siswa dalam pembelajaran. Adapun hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer adalah sebagai berikut: Siswa yang mendeskripsikan benda sekitar dengan inisiatif sendiri meningkat dari 12% menjadi 48% dari keseluruhan siswa kelas I, Siswa yang mendengarkan pendeskripsian benda sekitar dengan sungguh-sungguh meningkat dari 50% menjadi 70% dan siswa yang mendengarkan penndeskripsian benda sekitar dengan sedang berkurang dari 40% menjadi 30%, aktivitas siswa dalam belajar mendeskripsikan benda sekitar dengan inisiatif sendiri 40%, dengan bimbingan guru 40%, dan yang diam saja/tidak bersuara 20%.
Pada siklus I suasana proses pembelajaran terlihat masih kurang aktif, interaksi antara guru dengan siswa sudah terjadi dua arah. Namun demikian pada siklus ini semua siswa memperhatikan deskripsi benda sekitar dengan sungguh-sungguh, namun belum bisa untuk mendongeng sendiri. Dipandang dari sisi guru dalam perbaikan pembelajaran siklus pertama sudah terlihat aktif dan lebih kreatif, mendongeng lepas dari teks dongeng dan berdiri di depan kelas, memotivasi siswa dengan baik. Namun guru masih canggung dalam mendeskripsikan benda sekitar di depan kelas sehingga kelihatan agak kaku.
Dalam melaksanakan pembelajaran siklus II, peneliti dibantu teman sejawat untuk melakukan observasi/pengamatan terhadap proses belajar mengajar dan pengamatan terhadap siswa dalam pembelajaran. Adapun hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer adalah sebagai berikut: Siswa yang mendongeng tanpa ditunjuk oleh guru/inisiatif sendiri meningkat menjadi 80% dari keseluruhan siswa kelas I, Siswa yang mendengarkan dongeng dengan sungguh-sungguh 90% dan sedang 10%, aktivitas siswa dalam belajar mendongeng dengan inisiatif sendiri 90%, dengan bimbingan guru 10%, semua sudah belajar mendongeng. Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama mendorong peneliti untuk berupaya memperbaiki kekurangan. Dari sudut pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran pada siklus kedua ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Suasana proses belajar semakin interaktif, sudah berjalan dua arah antara guru dengan siswa, siswa berani mendongeng dengan teman sebangku dengan suara keras walaupun kelihatan agak gaduh karena peneliti menggunakan metode yang penulis namakan metode lebah berdengung. Hal ini berlangsung selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Suno gaur se duniya walo song download.
Berikut merupakan contoh soal Bahasa Indonesia Kelas 1 SD yang dapat digunakan sebagai latihan. Materi Bahasa Indonesia untuk kelas satu disusun berdasarkan Standar Kompetensi Kurikulum 2006.
Dari pembelajaran mendongeng ini dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut: • Guru saat mendiskripsikan benda sekitar kurang menarik. • Guru mendongeng tentang kerajaan yang kurang diminati oleh siswa. • Saat mendongeng guru tidak menggunakan media yang dapat menarik siswa. • Guru mendongeng dengan suara kurang menarik perhatian siswa. • Siswa mendengarkan tapi kurang antusias. • Siswa tidak dapat menceritakan dongeng yang telah didengarnya dari guru kepada temannya.
• Setelah mendengarkan guru mendongeng siswa tidak dapat menyebutkan isi dongeng. Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan mengandung makna. Bahasa memeiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sisial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Apabila tiga hal tersebut di atas belum terpenuhi, maka harus diadakan program perbaikan, sesuai dengan hasil yang diperoleh. Maksudnya bila aktivitas siswa dan guru kurang memenuhi tolok ukur maka diulang sampai memenuhi, dan untuk perbaikan nilai siswa yang memperoleh nilai kurang dari 6 jika jumlahnya sedikit yaitu 20%, maka diadakan program perbaikan secara individual dengan pemberian tugas rumah atau pekerjaan rumah (PR). Namun bila yang memperoleh nilai kurang dari 6 jumlahnya masih banyak, yaitu lebih dari 20% maka dilanjutkan siklus berikutnya. Adapun dalam pelaksanaan pembelajaran/kegiatan belajar mengajar meliputi prosedur sebagai berikut: pra-kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Pada kegitan perbaikan pembelajaran siklu I seluruh hipotesis tindakan dilaksanakan secara terpadu, pada akhir siklus pertama hasilnya dianalisis baik yang berupa keberhasilan maupun kegagalan sebagai bahan perkembangan untuk memperbaiki perlakuan yang akan diberikan pada siklus II, demikian seterusnya direncanakan berdasarkan analisis/refleksi pada siklus sebelumnya.
Dalam melaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti dibantu teman sejawat untuk melakukan observasi/ pengamatan terhadap proses belajar mengajar dan pengamatan terhadap siswa dalam pembelajaran. Adapun hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer adalah sebagai berikut: Siswa yang mendeskripsikan benda sekitar dengan inisiatif sendiri meningkat dari 12% menjadi 48% dari keseluruhan siswa kelas I, Siswa yang mendengarkan pendeskripsian benda sekitar dengan sungguh-sungguh meningkat dari 50% menjadi 70% dan siswa yang mendengarkan penndeskripsian benda sekitar dengan sedang berkurang dari 40% menjadi 30%, aktivitas siswa dalam belajar mendeskripsikan benda sekitar dengan inisiatif sendiri 40%, dengan bimbingan guru 40%, dan yang diam saja/tidak bersuara 20%.
Pada siklus I suasana proses pembelajaran terlihat masih kurang aktif, interaksi antara guru dengan siswa sudah terjadi dua arah. Namun demikian pada siklus ini semua siswa memperhatikan deskripsi benda sekitar dengan sungguh-sungguh, namun belum bisa untuk mendongeng sendiri. Dipandang dari sisi guru dalam perbaikan pembelajaran siklus pertama sudah terlihat aktif dan lebih kreatif, mendongeng lepas dari teks dongeng dan berdiri di depan kelas, memotivasi siswa dengan baik. Namun guru masih canggung dalam mendeskripsikan benda sekitar di depan kelas sehingga kelihatan agak kaku.
Dalam melaksanakan pembelajaran siklus II, peneliti dibantu teman sejawat untuk melakukan observasi/pengamatan terhadap proses belajar mengajar dan pengamatan terhadap siswa dalam pembelajaran. Adapun hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer adalah sebagai berikut: Siswa yang mendongeng tanpa ditunjuk oleh guru/inisiatif sendiri meningkat menjadi 80% dari keseluruhan siswa kelas I, Siswa yang mendengarkan dongeng dengan sungguh-sungguh 90% dan sedang 10%, aktivitas siswa dalam belajar mendongeng dengan inisiatif sendiri 90%, dengan bimbingan guru 10%, semua sudah belajar mendongeng. Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama mendorong peneliti untuk berupaya memperbaiki kekurangan. Dari sudut pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran pada siklus kedua ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Suasana proses belajar semakin interaktif, sudah berjalan dua arah antara guru dengan siswa, siswa berani mendongeng dengan teman sebangku dengan suara keras walaupun kelihatan agak gaduh karena peneliti menggunakan metode yang penulis namakan metode lebah berdengung. Hal ini berlangsung selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Suno gaur se duniya walo song download.